Selasa, 15 Desember 2009

T_________________T.. kos saya sepiii

huuaa.. musim liburan tlah tiba..
tapi saya tidak bisa pulang ke malang.. T_______________T
gara-gara masih ada proyek AP yang harus saya kerjakan..
huhuhuhhuu

malangnya nasib saya, kos saya sudah sepi sekali. serasa tidak ada penghuni sama sekali.
saya jadi kepingin pulang..
huaaaa...
menakutkan sekali...
kangen rumah.. T_________________T

Horeee ^___________^

horreee...
senangnya hatiku..
^_____________^..
pada waktu acara komal.. Kelompok saya "Heal the World" telah memenangkan lomba mading dan lomba video..

Kami mendapatkan juara 1 untuk video terbaik dan juara harapan untuk lomba mading..
^________________^..

betapa senangnya hatiku.. ternyata usaha kami semua tidaklah sia-sia.. Setiap tetes keringat juga tak sia-sia..

thanks GOD.. ^^

UAS sudah terlewati

hohoho..
pwuihh.. akhirnya UAS sudah terlewati..
duh,, tapi perasaan was-was dan kawatir tidak lulus sempat menghantui saya..
T.T

meskipun semuanya bisa saya kerjakan, tpi belum tentu bisa mendapatkan nilai yang bagus.. T.T

apalagi mata kuliah Algoritma Pemograman..
arggghhh.. saya sungguh tidak bisa..

moga-moga saja saya bisa lulus dengan nilai yang cukup..
amiiinnn

Akhirnyaaa.... sudah dapat tempat Service Learning.. ^^

yiippie.. Banyak cara dan usaha yang sudah kelompok kami lakukan...
Kami sudah berulang kali mengunjungi berbagai tempat untuk dijadikan tempat Service Learning.. Akan saya sebutkan beberapa tempat yang telah saya datangi:

1. Panti Jompo. Setelah bernegosiasi dengan pengurus panti, mereka bilang kelompok kami harus melakukan kunjungan maksimal 3 kali, karena umumnya orang-orang jompo mudah bosan. Akhirnya, kami tidak memilih panti jompo, hal itu dikarenakan kami harus melakukan kunjungan minimal 3 kali.

2. Panti Asuhan di Rungkut. Setelah jauh-jauh dan sempat berputar-putar mencari tempat tersebut, ternyata panti asuhan tersebut sudah pindah 2 hari sebelum kami datang. Betapa kecewanya hati kami.

3. Taman Bacaan "Arek nggilis". Kami juga sempat kebingungan mencari taman bacaan ini. Ternyata ada kelompok lain yang sudah menggunakan taman bacaan ini. Kami semua sudah mulai kecewa.

Finally, setelah berputar-putar dan sempat putus asa. Kami diperbolehkan melakukan Service Learning di tempat ini, hal ini dikarenakan ada kelompok "Sunshine" yang juga melakukan service learning di tempat tersebut. oleh karena itu, kami juga diperbolehkan.
^^
akhirnyaa... tidak sia-sia usaha kami

Selasa, 01 Desember 2009

Mutiara Palsu dan Mutiara Asli

Jenny, gadis cantik, kecil berusia 5 tahun, bermata indah. Suatu hari,ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, Jenny melihat sebuah kalung mutiara tiruan. Indah, meskipun harganya cuma 2.5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut, dan mulai merengek kepada ibunya.

Akhirnya sang Ibu setuju, katanya: “Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti, sesampai di rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu. Itu juga harus kamu berikan kepada ibu.”

“Okay,” kata Jenny setuju. Merekapun lalu membeli kalung tersebut.

Setiap hari, Jenny dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulangtahunnya juga diberikan nya kepada ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia pakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke gereja, ke supermarket, bermain, dan tidur, kecuali mandi. “Nanti lehermu jadi hijau,” kata ibunya. Jenny juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya. Setiap menjelang tidur, sang ayah akan membacakan sebuah buku cerita untuknya.

Suatu hari, seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepada Jenny:”Jenny, apakah kamu sayang ayah?”

“Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah.“

“Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah.”

“Ya, ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru. Tapi, jangan ayah ambil kalungku.”

“Ya, anakku, tidak apa-apa. Tidurlah.” Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: “Selamat malam, anakku. Semoga mimpi indah.”.

Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, ayahnya bertanya lagi: “Jenny, apakah kamu sayang ayah?”

“Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu.”

“Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?” “Ya, jangan kalungku, dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat, kan? Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang, lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya, dan sebagainya. Ambillah, Yah. Asal ayah jangan minta kalungku. Ya?”

“Sudahlah, nak. Lupakanlah,” kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu, Jenny terus berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak. Beberapa hari kemudian, ketika ayah Jenny membacakan cerita, Jenny duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya,sambil berkata: “Ayah, terimalah ini”. Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan ia melihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut berpindah ke tangan sang ayah. Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah, dan sangat mahal. Ia telah menyimpannya begitu lama, untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.

Begitu pula dengan Bapa di Surga. Seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. Betapa baiknya Allah pada kita...